Sebuah Perusahaan memiliki
dua orang OB (Office Boy) yang telah bekerja ditempat itu dalam waktu yang cukup
lama dan keduanya bersahabat karib. Atasan mereka adalah atasan sangat tegas,
keras dan disiplin. OB pertama sangat patuh kepada atasannya, tidak banyak
bertanya dan selalu menuruti apapun keinginan atasannya sehingga atasannya
menyukainya. Sementara OB kedua tidak sebaik yang pertama, meskipun dia telah
berusaha menuruti keinginan atasannya namun ada kalanya pula dia membantah dan
tidak telalu sigap dalam mengerjakan sesuatu sehingga atasannya tidak senang
terhadapnya.
OB pertama akhirnya mendapatkan
promosi dan dipertahankan bekerja dengan gaji yang jauh lebih memuaskan,
sementara OB kedua akhirnya dipecat dan digantikan dengan yang baru. OB pertama
mendapatkan banyak fasilitas dan bisa mencukupi keluarganya. Tahun demi tahun
berlalu, OB pertama semakin makmur. Melihat kesuksesannya iapun terpikir dengan
nasib sahabatnya.
Ketika dia sedang libur bekerja, dia
menyempatkan untuk berkunjung ke rumah teman lamanya. Namun setelah sampai
dirumahnya ternyata dia mendapati bahwa sahabatnya telah pindah karna rumahnya
telah dijual. Setelah bertanya kesana kemari akhirnya dia menemukan rumah
sahabatnya. Ternyata rumahnya sempit dan tidak sebaik rumahnya yang dulu.
Setelah berbincang-bincang, OB pertamapun mengetahui bahwa selepas dipecat,
sahabatnya mencoba berdagang keliling namun sering mengalami kebangkrutan.
OB yang telah mendapatkan kehidupan
yang lebih baik itupun menasehati sahabatnya, “andaikan kamu belajar untuk
selalu menurut pada atasan dan tidak banyak membantah, tentunya kamu tidak
perlu tinggal dirumah yang sempit seperti ini.”
Mendengar nasehat dari sahabatnya,
OB yang sudah dipecat itu menimpali, “andai saja kamu belajar untuk hidup
dirumah sempit seperti ini, kamu tidak akan selalu harus menuruti kemauan
atasanmu.”