Assalamu'alaykum wr. wb. Selamat datang di pembangunjiwa.blogspot.com. Blog ini adalah wujud partisipasi saya dalam dunia penulisan, semoga rangkaian kalimat didalamnya dapat membangun jiwa-jiwa yang sedang terjatuh dan memberikan kemanfaatan bagi dunia. Karna kita hidup bukan dengan apa yang kita miliki, namun kita hidup dengan apa yang dapat kita berikan pada dunia.

Selasa, 12 Maret 2013

Pembangun Jiwa : Sebelum Berkata


               

           Bu Fatimah sedang asyik memilih-milih sayuran di warung ketika tiba-tiba Bu Santi mendatanginya dengan tergesa-gesa dan berkata, “Bu Fatimah, Bu Fatimah, ada berita penting nih, sudah dengar belum. Tadi siang baru saja…”

                “Eh, sebentar… sebentar…” Bu Fatimah memotong ucapan Bu Santi sambil meletakkan kembali sayuran yang ada ditangannya. “Apapun berita itu, apakah Bu Santi sudah melewati tiga buah saringan terlebih dulu?”

                “Maksudnya?” Tanya Bu Santi tidak paham.

                “Tiga buah saringan sebelum Bu Santi menyampaikan berita itu. Okelah kalau begitu kita lihat apakah cerita Bu Santi bisa melewati ketiga saringan tersebut. Saringan pertama adalah kebenaran. Apakah Bu Santi sudah yakin bahwa berita itu benar adanya?”

                Bu Santi diam sejenak sambil menundukkan kepalanya ketanah, “Uhm, bagaimana ya?” Katanya ragu-ragu, “Aku hanya mendengarnya dari Bu Linda, jadi aku tidak terlalu yakin…”

                “Nah, itu jawaban yang jujur,” Bu Fatimah nampak puas dengan jawaban Bu Santi. “Sekarang mari kita uji dengan saringan kedua, yaitu saringan kebaikan. Karna didalam tidak ada jaminan bahwa berita itu benar adanya, mari kita lihat apakah ada manfaat didalamnya.”

                Bu Santi menggaruk-garuk kepalanya, sedikit salah tingkah, “uhm… bisa dibilang sih tidak ada manfaatnya.”

                Bu Fatimah tersenyum. “Oke. Mari gunakan saringan ketiga. Karna berita itu tidak dijamin kebenarannya dan tidak ada manfaatnya, mari kita lihat apakah berita itu mendesak untuk disampaikan?”

                “Mendesak juga tidak.” Bu Santi menjawab pasrah.

                “Jadi,” Bu Fatimah menyimpulkan. “Karna apapun berita yang hendak Bu Santi sampaikan itu tidak dijamin kebenarannya, tidak memberi manfaat dan tidak juga mendesak untuk disampaikan, sebaiknya berita itu cukup disimpan sendiri tanpa perlu disebarkan kemana-mana agar tidak ada orang lain yang terkena mudharat dari berita tersebut.”

2 komentar:

winapurwokoadi.blogspot.com mengatakan...

terima kasih kang karan atas komentarnya. jadi semangat menulis lagi nih. semoga bisa memberi manfaat :)

Renk mengatakan...

Terkadang qibah dibungkus dalam bentuk menceritakan kisah nyata... namun terjerumus dalam qibah. sangat inspiratif..

Posting Komentar