Assalamu'alaykum wr. wb. Selamat datang di pembangunjiwa.blogspot.com. Blog ini adalah wujud partisipasi saya dalam dunia penulisan, semoga rangkaian kalimat didalamnya dapat membangun jiwa-jiwa yang sedang terjatuh dan memberikan kemanfaatan bagi dunia. Karna kita hidup bukan dengan apa yang kita miliki, namun kita hidup dengan apa yang dapat kita berikan pada dunia.

Senin, 11 Maret 2013

Pembangun Jiwa : Kelayakan



            Disebuah Kota besar tersebutlah seorang Direktur Perusahaan ternama yang dikaruniai 3 orang putra. Direktur itu telah mempersiapkan putranya agar bisa melanjutkan bisnisnya, selain kecerdasan akademis sang Direktur juga membekali ketiga putranya dengan kecerdasan spiritual, karna itulah dia menitipkan ketiga putranya kepada seorang Guru untuk membimbingnya.


            Namun hanya satu orang saja dari ketiga putranya yang kelak akan mewarisi Perusahaannya. Tentunya hanya yang paling cakap diantara ketiganya yang akan menggantikannya. Untuk menentukannya, sang Direktur telah memasrahkan kepada sang Guru untuk membuat keputusan. Tentu saja itu bukan tugas yang mudah bagi sang Guru.

            Sang Guru telah menyeleksi ketiga putra Direktur, namun ketiganya sama-sama cerdas dan berwawasan luas. Akhirnya sang Guru memberikan test penentuan kepada ketiganya untuk memastikan siapa diantara ketiganya yang paling pantas untuk mewarisi Perusahaan ayahnya. Sang Guru berkata, “pergilah kalian ke Pasar untuk membeli sebuah barang dapat memenuhi kamar kalian. Insya Allah, ba’da shubuh aku mendatangi kamar kalian untuk melihat apa yang kalian perbuat.”

            Ketiganya pun pergi ke Pasar dan berpencar, sore harinya mereka pulang dengan membawa barang yang dirasa dapat memenuhi kamarnya. Setelah Shubuh sang Guru mendatangi kamar putra pertama, putra pertama membeli sebuah tikar yang luas yang memenuhi seluruh lantai kamarnya. Sang Guru tersenyum dan mengakui kecerdasan muridnya, namun dia belum memutuskan bahwa dia adalah yang terbaik sebelum melihat kamar kedua muridnya.

            Sang Guru memasuki kamar putra kedua dan dibuat kagum. Putra kedua berinisiatif membeli cat yang dengan itu ia bisa mengecat seluruh dinding kamarnya sehingga benda itu memenuhi seluruh kamarnya. Sang Guru memutuskan bahwa putra kedua lebih unggul dibandingkan kakaknya, namun dia belum memutuskan bahwa dia adalah yang terbaik sebelum melihat kamar putra ketiga.

            Kini tiba giliran si Bungsu. Si Bungsu membukakan pintu untuk memperlihatkan kamarnya. Sang Guru tersenyum puas dengan keluasan wawasan si Bungsu ketika melihat benda yang dibelinya sanggup memenuhi ruangannya dengan cakupan yang lebih luas daripada barang yang dibeli kedua kakaknya. Sang Guru menepuk bahu si Bungsu dan berkata, “kamulah calon Direktur yang baru.” Kedua kakaknya penasaran dan melihat benda yang dibeli adiknya. Keduanya mengakui kecerdasan si Bungsu dan mengucapkan selamat ketika melihat sebatang lilin di dalam kamar Si Bungsu yang cahayanya sanggup memenuhi seisi ruangan.

0 komentar:

Posting Komentar