Disebuah Kota besar tersebutlah seorang
Direktur Perusahaan ternama yang dikaruniai 3 orang putra. Direktur itu telah
mempersiapkan putranya agar bisa melanjutkan bisnisnya, selain kecerdasan
akademis sang Direktur juga membekali ketiga putranya dengan kecerdasan spiritual,
karna itulah dia menitipkan ketiga putranya kepada seorang Guru untuk
membimbingnya.
Namun
hanya satu orang saja dari ketiga putranya yang kelak akan mewarisi
Perusahaannya. Tentunya hanya yang paling cakap diantara ketiganya yang akan
menggantikannya. Untuk menentukannya, sang Direktur telah memasrahkan kepada
sang Guru untuk membuat keputusan. Tentu saja itu bukan tugas yang mudah bagi
sang Guru.
Sang
Guru telah menyeleksi ketiga putra Direktur, namun ketiganya sama-sama cerdas
dan berwawasan luas. Akhirnya sang Guru memberikan test penentuan kepada
ketiganya untuk memastikan siapa diantara ketiganya yang paling pantas untuk
mewarisi Perusahaan ayahnya. Sang Guru berkata, “pergilah kalian ke Pasar untuk
membeli sebuah barang dapat memenuhi kamar kalian. Insya Allah, ba’da shubuh
aku mendatangi kamar kalian untuk melihat apa yang kalian perbuat.”
Ketiganya
pun pergi ke Pasar dan berpencar, sore harinya mereka pulang dengan membawa
barang yang dirasa dapat memenuhi kamarnya. Setelah Shubuh sang Guru mendatangi
kamar putra pertama, putra pertama membeli sebuah tikar yang luas yang memenuhi
seluruh lantai kamarnya. Sang Guru tersenyum dan mengakui kecerdasan muridnya,
namun dia belum memutuskan bahwa dia adalah yang terbaik sebelum melihat kamar
kedua muridnya.
Sang
Guru memasuki kamar putra kedua dan dibuat kagum. Putra kedua berinisiatif membeli
cat yang dengan itu ia bisa mengecat seluruh dinding kamarnya sehingga benda
itu memenuhi seluruh kamarnya. Sang Guru memutuskan bahwa putra kedua lebih
unggul dibandingkan kakaknya, namun dia belum memutuskan bahwa dia adalah yang
terbaik sebelum melihat kamar putra ketiga.
Kini
tiba giliran si Bungsu. Si Bungsu membukakan pintu untuk memperlihatkan
kamarnya. Sang Guru tersenyum puas dengan keluasan wawasan si Bungsu ketika
melihat benda yang dibelinya sanggup memenuhi ruangannya dengan cakupan yang
lebih luas daripada barang yang dibeli kedua kakaknya. Sang Guru menepuk bahu
si Bungsu dan berkata, “kamulah calon Direktur yang baru.” Kedua kakaknya
penasaran dan melihat benda yang dibeli adiknya. Keduanya mengakui kecerdasan
si Bungsu dan mengucapkan selamat ketika melihat sebatang lilin di dalam kamar
Si Bungsu yang cahayanya sanggup memenuhi seisi ruangan.
0 komentar:
Posting Komentar